Senin, 07 Desember 2009

khutbah idul adha 1430 H

Khutbah Idul Adha 1430 H/2009 M (Edisi Bahasa Indonesia)
QURBAN SEBAGAI SIMBOL KETAATAN DAN SOLIDARITAS SOSIAL
Oleh : Asep Nurdin, S.Th.I, M.Pd
(Penyuluh Agama Islam Kec. Lebakwangi)

السلام عليكم ورحمة الله وبراكاته
اللهُ أكْبَرْ اللهُ أكْبَرْ اللهُ أكْبَرْ إلاّاللهُ أكبراللهُ أكْبَرْ ولِلّهِ الحَمْد
ألَحَمْدُلِلهِ الَّذِي وَفَّقَ العَامِلِينَ بِطاعَتِهِ فَوَجدَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا، وَحَقَّقَ أمَالَهُمْ بِرَحْمتِهِ فَمَنَحَهُمْ عَطَاءً مَوْفُوْرًا وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوا جَنّةً وَحَرِيْرًا . أشْهَدُ أنْ لاَإلهَ  إلاّاللهُ وَحْدَهُ لاشَرِيكَ لَهُ شَهادَةً بِهَا تَطهرالقلُوْب مِن الغَشّ اللَّعِين  وَأشْهَدُ أن مُحَمّدًأ عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ أطْوَعُ الخَلق لِربِّ العالمِين. أللّهُمَّ صَلىَّ وَسَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَنَا مُحَمَّدوَعَلَى ألِهِ وَأصْحَابِهِ المُجَاهِدِينَ. أمّا بعد.  فَيَاعِبَادَ اللهِ أُوصِيْكُمْ وَإيَّايَ بِتَقْوَى الله فَقَدْ فَازَ المتَّقُونَ، كَمَا قَالَ اللهُ تَعَالَى أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ "يَآأيُّهَاالّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتهِ وَلاَتَمُتُنَّ إلاَّوَأنتُمْ مُسْلِمُوْنَ"

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah SWT,
                Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah atas segala nikmat dan karunia-Nya yang tak henti-henti dilimpahkan kepada kita sekalian. Sholawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan alam baginda Rasulullah Muhammad saw, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya serta seluruh umatnya yang taat kepada ajarannya.
Salaku khotib, saya mengajak kepada diri saya sendiri adan kepada kita sekalian, marilah kita tingkatkan ketakwaaan kepada Allah swt, sebab tidak ada bekal yang lebih baik bagi kita selain takwa.

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah SWT,
Pada hari ini, para jemaah haji dari berbagai bangsa dan negara termasuk saudara-saudara kita yang dari Indonesia, sedang berkumpul di jazirah Arab dalam rangka memenuhi panggilan Ilahi, seraya mengucapkan LABBAIKA ALLAHUMMA LABBAIK ”Inilah saya ya Allah, inilah saya, datang memenuhi panggilan-Mu, untuk melaksanakan rukun Islam yang kelima”.
Pada hari ini pula, bahkan sejak tadi malam, kalimah takbir dan tahmid menggema memenuhi angkasa, menyentuh rasa, menggugah jiwa, dan membangkitkan semangat pada lubuk hati setiap insan yang beriman kepada Allah SWT. Allahu Akbar! Allah Akbar! Allah Akbar!. Suara takbir bersahut-sahutan mengajak kita untuk sejenak melakukan refleksi bahwa tidak ada yang agung, tidak ada yang layak untuk disembah kecuali Allah, Tuhan semesta alam.
Oleh karenanya, di pagi yang cerah ini, kita berkumpul di tempat ini, berbaris dalam susunan shof yang teratur rapi, menyatakan ruku’ dan sujud kepada Ilahi Robbi untuk melaksanakan sholat sunnah idul adha. Disamping itu, selain sunnah melakukan sholat idul adha, umat Islam disunnahkan untuk menyembelih hewan qurban bagi yang mampu. Berkaitan dengan qurban, pada hari yang isitmewa ini, saya selaku khotib akan menyampaikan khutbah idul adha dengan judul “Qurban Sebagai Simbol Ketaatan dan Solidaritas Sosial ”.

Allahu Akbar, Allahu Akbar Allahu Akbar wa lillahil-hamd.
Hadirin, sidang jama’ah idul adha yang dimuliakan Allah SWT,
Secara harfiah 'Idul Adha artinya adalah Hari Raya Qurban. Dinamai demikian karena dimaksudkan untuk mengingat pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim as. dan keluarganya untuk dicontoh, diteladani, dan diwujudkan nilai-nilainya oleh orang-orang yang beriman.
Qurban pertama kali diperintahkan oleh Allah kepada Nabi Ibrahim a.s. dan putra beliau, Nabi Isma`il a.s. Pada awalnya, perintah Allah kepada hamba-Nya, Ibrahim, bukanlah perintah untuk menyembelih hewan qurban, melainkan perintah untuk menyembelih anak kandungnya sendiri, yaitu Isma`il yang ketika itu baru berusia 13 tahun. Di samping sebagai anak kesayangan, Isma`il merupakan anak satu-satunya bagi Ibrahim saat itu (sebab Ishaq belum lahir pada saat perintah Allah itu datang). Isma`il merupakan anak yang diperoleh Ibrahim pada hari tuanya, melalui doa demi doa yang dipanjatkan Ibrahim dalam jangka waktu yang lama, dengan maksud agar memperoleh keturunan yang akan melanjutkan penyebaran ajaran Allah.
 Isma`il, seorang anak yang dibesarkan dan dididik secara sempurna sehingga tumbuh menjadi pemuda yang hampir tiada cacat dari segala aspeknya. Sehingga wajar apabila Ibrohim merasa senang dan bahagia. Namun kebahagian itu diuji oleh Allah swt, yaitu  dengan diperintahkannya Ibrohim untuk menyembelih anak semata wayangnya tersebut. Sungguh suatu cobaan yang amat berat bagi seorang ayah, kita dapat merasakan dan membayangkannya. Namun, karena yang memerintahkan itu adalah Allah, maka Ibrohim menyampaikan perintah penyembelihan itu kepada Ismail. Sebagaimana tercantum dalam Qur’an surat As-Shoffat ayat 102, yang berbunyi :

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ ﴿١٠٢﴾

Artinya : “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".

Mendengar jawaban seperti itu, maka Ibrohim membawa Isma`il ke daerah Mina, ke suatu bukit yang kini disebut Jabal Qurban. Tiga kali Iblis menggoda Ibrahim untuk membatalkan niatnya, dan tiga kali pula Ibrahim menolak rayuan Iblis dengan lontaran kerikil. Penolakan terhadap godaan setan ini diabadikan Allah swt berupa syari`at melontar tiga jumrah bagi para jemaah haji ketika berada di Mina.
Setelah Isma`il direbahkan pada batu landasan penyembelihan, dan pedang ayahnya telah siap hendak menyentuh lehernya, maka ketika itu Allah Yang Maha Adil dan Maha Bijaksana memerintahkan agar Ibrohim mengganti sembelihannya dengan seekor domba yang besar. Sebagaimana Firman Allah SWT:

إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاء الْمُبِينُ ﴿١٠٦﴾ وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ ﴿١٠٧﴾

 Artinya : “Sesungguhnya ini benar-benar hanya ujian yang nyata, dan Kami tebus anak itu dengan seekor domba yang besar ” (As-Shaffat 106 – 107)

Begitulah sejarah awal mula perintah melaksanakan qurban, yang semuanya terangkum dalam al-Qur’an. Setelah peristiwa tersebut, pelaksanaan qurban digantikan dengan penyembelihan hewan ternak, umumnya onta, sapi dan domba/kambing.
Selanjutnya ibadah ini ditetapkan oleh agama sebagai simbol ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah swt sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Ibrahim dan keluarganya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar Allahu Akbar wa lillahil-hamd.
Hadirin, kaum muslimin yang berbahagia,

Istilah ‘qurban’ berasal dari kata sifat qorib, yang artinya dekat, dan kata kerja qoroba berarti mendekat. Pengertian ini erat hubungannya dengan proses taqorrub, yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT. “Mendekat” artinya “memperkecil jarak”, dan hal ini akan terlaksana jika seseorang memiliki kecintaan apa yang akan dia dekati. Tanpa adanya rasa cinta, tidak mungkin kita tergerak untuk mendekati sesuatu. Oleh karena itu ibadah qurban merupakan manifestasi kecintaan yang luhur kepada Sang Maha Kekasih, yaitu Allah SWT.
Orang yang memiliki keimanan dan kecintaan yang kuat kepada Allah, akan dapat melakukan apa saja yang diperintahkan oleh-Nya, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim as dan keluarganya.
Kita sebagai umat Nabi Muhammad saw, diperintahkan oleh Allah untuk berqurban. Yaitu dengan menyembelih hewan ternak seperti onta, sapi dan kambing atau domba yang dilaksanakan setelah melaksanakan shalat Idul Adha. Perintah ini tidak seberapa berat jika dibandingkan dengan perintah Allah kepada Nabi Ibrahim as dan putranya Ismail. Namun, apakah kecintaan kita terhadap isteri, anak, dan harta akan menghalangi kepatuhan dan ketaatan kita kepada Allah ?.
Hewan ternak yang kita qurbankan, mungkin tidak begitu besar jika dibandingkan dengan rizki yang kita peroleh. Sungguh, sangat banyak rizki yang telah Allah anugreahkan kepada kita, sehingga Allah berfirman : ”Dan jika kamu menghitung ni`mat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya (QS. Ibrahim : 34). Maka dari itu, sepatutnyalah kita berqurban sebagai ungkapan rasa syukur atas segala nikmat dan karunia yang senantiasa dilimpahkan Allah kepada kita sekalian.
Sudah tentu Allah tidak akan menerima daging dan darah hewan yang kita sembelih, seperti tradisi sesajen dalam kebudayaan primitif, tetapi ketaqwaan yang mendorong kita berqurban itulah yang akan diterima oleh Allah SWT, sebagaimana firmanNya dalam Surat Al-Hajj ayat 37:

لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِن يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ ﴿٣٧﴾
Artinya : ”Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil-hamd.
Hadirin, sidang jamaah idul adha yang dimuliakan Allah SWT,

Penyembelihan hewan qurban merupakan simbol pengorbanan dan ketaatan kepada Allah. Dikatakan sebagai simbol pengorbanan karena dalam pelaksanaannya memerlukan pengorbanan yang tidak sedikit.
Penyembelihan hewan qurban merupakan sunnah agama kepada kaum muslimin yang mampu secara materi atau harta. Hal ini merupakan pelajaran berharga bagi kita, bahwa harta merupakan milik Allah dan harus dipergunakan di jalan-Nya. Sehingga dalam menjalani kehidupan di dunia ini, manusia jangan sampai terlalu mendewa-dewakan harta atau materi.
Sikap mendewa-dewakan harta atau sikap materialisme, telah banyak menjangkiti dimensi-dimensi kehidupan manusia saat ini. Akibatnya, tidak sedikit orang yang menghalalkan segala cara hanya untuk mendapatkan harta dan menumpuk-numpuknya. Setelah harta berlimpah, mereka tidak mau mengeluarkannya di jalan Allah, mereka beranggapan bahwa dengan mengeluarkannya akan mengurangi kekayaannya padahal ”...Allah maha kaya dari seluruh alam” (QS. Ali Imran : 97).
Menurut Rasyid Ridha ”ibadah qurban melambangkan perjuangan kebenaran dan ia harus melibatkan kesabaran, ketabahan dan pengorbanan”. Lebih jauh lagi, Ali Syariati berpendapat bahwa ”qurban yang diungkapkan melalui penyembelihan hewan adalah perumpamaan dan simbol untuk kemusnahan dan kematian ego yang rendah. Ini juga berarti menahan diri dari dan berjuang melawan ego dan individualisme yang seringkali mengajak kepada kesesatan dan kezaliman”.
Menyembelih hewan qurban, di samping sebagai simbol ketaatan dan rasa syukur kepada Allah swt, juga mempunyai dimensi solidaritas sosial yang tinggi. Karena sebagian besar daging sembilan hewan qurban harus dibagikan kepada kaum fakir miskin.
Ibabah qurban memberikan pelajaran kepada kita untuk senantiasa menjadi orang yang berjiwa sosial, yaitu orang yang mau membantu dan bersedakah kepada orang-orang yang tidak mampu.
                Mungkin saja harta yang kita qurbankan atau sedakahkan sangat kecil jika diukur dengan harta yang kita miliki, tapi bagi orang yang serba kekurangan dan membutuhkan, harta kita yang sedikit itu bisa menjadi penyambung nyawa bagi mereka. Mereka akan tersenyum senang dan tulus menerimanya. Mereka juga akan mendoakan kita agar lebih banyak rezki di kemudian hari. Ada kepuasaan yang tidak dipahami dari kebiasaan berkorban kepada orang yang membutuhkan.

Allahu Akbar wa Lillahil-hamd.
Hadirin, kaum muslimin yang berbahagia,

Bangsa kita sedang berduka, akibat gempa bumi yang melanda beberapa wiayah di Indonesia. Belum tuntas penanganan akibat gempa bumi Tasikmalaya, tanggal 30 september yang lalu, gempa bumi kuat mengguncang Padang Sumatera Barat. Guncangan gempa bumi dengan kekuatan 7,6 Skala Richter, tak hanya memporak-porandakan Kota Padang, tapi juga menyebabkan ratusan orang meninggal dunia. Kemudian disusul lagi dengan adanya gempa bumi yang melanda Kerinci Jambi, yang juga menyebabkan ribuan rumah rusak.
Demikian hebat kerusakan akibat gempa bumi, banyak saudara-saudara kita yang kehilangan rumah, harta bahkan nyawa anak-anaknya atau saudara-saudaranya. Kini, mereka menanti uluran tangan kita untuk berusaha bangkit kembali menyongsong masa depan yang lebih baik.
Kita bisa merasakan bagaimana sedih, susah, bingung, dan takut yang dirasakan oleh saudara-saudara kita yang menjadi korban gempa bumi. Oleh karena itu, dalam kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita jadikan semangat kerelaan berqurban yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Isma`il a.s. sebagai momen penggugah kesadaran kita untuk secara bersama-sama berbuat nyata, baik melalui pikiran, tenaga dan harta untuk membantu saudara-saudara kita yang saat ini tengah dilanda berbagai kesulitan hidup. Allah swt berfirman :

الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّى ﴿١٨﴾ وَمَا لِأَحَدٍ عِندَهُ مِن نِّعْمَةٍ تُجْزَى ﴿١٩﴾ إِلَّا ابْتِغَاء وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَى ﴿٢٠﴾ وَلَسَوْفَ يَرْضَى ﴿٢١

Artinya : ”Yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, padahal tidak ada seorangpun memberikan suatu ni'mat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan.”  (QS. Al-Lail ayat : 18–21)

بَارَكَ الله لي ولكم في القرأن الكريم ونفعني وإياكم بما فيه من الأيات والذكر الحكيم وتقبل منِّي ومِنكم تِلاوتَه إنّه هو الغفورٌ الرّحِيم.

الخطبة الثانية :
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْ لاَ أَنْ هَدَانَا اللهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ؛. فَيَا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى حَقَّ تُقَاتِهِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ وَمَلاَئَكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أمين يارب العالمين.
Hal. 6
 
اللهمَّ أعِزَّ الإسلامَ والمُسلِمِينَ وَيَسِّرمَقاصِدَهُم لِإِصلاَحِ أُمُورِ الدُّنيَا وَالدِّينِ، اللهمّ انصُر مَن نَصَرَ الدِّينَ، وَاخذُل مَن خَذَلَ المُسلِمِينَ، اللهم اجعَل بَلدَتِنا هَذِهِ أمِنَةً مُطمَئِنَّةً وَسَائِرَ بُلدَانِ المُسلِمِينَ، اللهم أفرِغ عَلينَا صَبرًا وَثبِّت أقدَامَناَ وَانصُرنَا عَلَى القَومِ الكَافِرين .أللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤمِناتِ وَ المُسْلِمِينَ وَالمُسْلِماتِ الأحياءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَات وَقَاضِيَ الحَاجَات, رَبَّنَا أتِنَا فِىالدُّنيا حَسَنَةً وَفِى الأخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار وَالحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ العَا لَمِيْنَ.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar